"The Wind of Change"

Senin, 18 Februari 2008

Refleksi Imlek 2559

Imlek merupakan perayaan tahun baru orang tionghoa yang tiap tahun selalu dirayakan oleh kaum tionghoa di seluruh penjuru dunia (China, Jepang, Korea, Vietnam, dan lain-lainnya) selama berabad-abad. Imlek bukan merupakan perayaan keagamaan. Pada awalnya imlek merupakan perayaan kaum petani di tiongkok kuno untuk menyambut pergantian musim, yaitu dari musim dingin ke musim semi. Perayaan tersebut sudah ada semenjak jaman dahulu kala sebelum agama-agama besar hadir didunia seperti Budha, Tao, Kristen, maupun Islam.

Im artinya “bulan” dan lek artinya “kalender” imlek pada jaman dahulu memang diperingati untuk pergantian tahun atau memasuki musim tanam yang baru. Bukti imlek merupakan perayaan petani bisa dilihat dari berbagai aksesori imlek, seperti buah jeruk. Jeruk merupakan lambang kekayaan, setiap tahun baru imlek orang saling memberikan jeruk, lengkap dengan daunnya, dengan harapan hokie atau rejeki pada tahun mendatang akan tumbuh.
Imlek sebenarnya semacam pesta atau reuni bagi setiap keluarga Tionghoa. Dalam tradisi tionghoa yang sudah berumur 4000 tahun lebih, jia atau keluarga memiliki tempat yang utama. Keluarga bukan hanya kakek, nenek, ayah, ibu, dan anak, tetapi juga para leluhur yang telah meninggal dan generasi yang akan datang. Dari keluarga itu lalu muncul konsep xiao (sering juga diucapkan hao), yaitu bakti anak kepada orang tuanya. Pada imlek, bakti anak kepada orang tua, para leluhur, dan alam sekitarnya dan semesta, mendapatkan aksentuasi. Menurut tradisi tionghoa keluarga adalah sangat sentral sekali.

“Jika ada kebenaran dalam hati, akan ada keindahan dalam watak. Jika ada keindahan dalam watak, akan ada keserasian dalam rumah tangga. Jika ada keserasian dalam rumah tangga. Akan ada ketertiban dalam masyarakat, jika ada ketertiban dalam masyarakat, akan ada perdamaian dunia”. confucius pernah menulis kata-kata seperti itu. Sebuah kosmologi tiongkok kuno mengambarkan kondisi damai adalah ketika panda, anjing hutan, tikus, macan, babi, ayam, ular, dan satwa lainnya bermain bersama dihutan yang penuh pepohonan hijau. mereka hidup bersama-sama tanpa ada yang saling melukai antara satu dengan yang lainnya, tidak ada yang berbuat jahat atau berperilaku busuk.

Oleh karena itu, Imlek Tahun Tikus 2559 harus dijadikan momentum untuk rekonsiliasi atau berdamai dengan sesama. Tidak hanya bagi kaum tionghoa saja tetapi bagi seluruh umat manusia untuk dapat saling menghargai perbedaan. Baik itu jawa, batak, sunda, dayak, cina, orang berkulit putih, berkulit hitam dan sebagainya. Kita semua adalah satu keluarga keturunan nabi Adam As. Tidak ada lagi yang perlu dibeda-bedakan. Jika sikap saling menghargai diberi ruang, perdamaian bukan merupakan suatu yang tidak mungkin. It possible...Gong Xi Fa Cai 2559 semuanya......!!!!

Tidak ada komentar: